5. Kontribusi Dunia Internasional Mengatasi Pemanasan Global (BAB 3)

Masalah pemanasan global menyentuh seluruh umat manusia, bukan hanya satu negara. Karena itu, kontribusi dunia atasi pemanasan global oleh berbagai negara seperti membangun kerja sama internasional adalah solusi untuk menghadapi perubahan iklim agar menekan emisi gas rumah kaca. Melalui konferensi internasional, organisasi ilmiah, dan kesepakatan global, dunia mulai menyusun landasan kolektif berdasarkan kajian ilmiah serta kebijakan publik. Tiga kesepakatan besar berikut menunjukkan arah nyata kontribusi dunia dalam mengatasi pemanasan global.

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change)

Pada tahun 1988, Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk IPCC sebagai badan ilmiah internasional yang mengkaji perubahan iklim secara menyeluruh. Sejak saat itu, IPCC terus menyusun laporan ilmiah yang berisi data, analisis, serta prediksi dampak aktivitas manusia terhadap iklim bumi. Pemerintah dari berbagai negara pun secara konsisten menjadikan laporan-laporan ini sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan lingkungan mereka.
Secara berkala, IPCC merilis laporan komprehensif yang mencakup:
a. Perubahan suhu global
b. Perkiraan dampak terhadap lingkungan dan manusia
c. Skenario emisi di masa depan
d. Rekomendasi untuk mitigasi dan adaptasi

Lebih dari itu, para pakar dari banyak negara secara aktif berkontribusi dalam proses ini, sehingga IPCC mampu menyajikan informasi yang kredibel dan netral. Melalui laporan-laporan IPCC, masyarakat global akhirnya menyadari bahwa pemanasan global bukanlah teori semata, melainkan krisis nyata yang menuntut tindakan cepat dan terarah.

APPCDC (Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate)

Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik membentuk APPCDC untuk mendorong pengembangan teknologi bersih dan pengurangan emisi melalui kerja sama yang bersifat sukarela. Indonesia, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat termasuk dalam kemitraan ini.

Berbeda dengan perjanjian formal seperti Protokol Kyoto, APPCDC mengedepankan pendekatan kolaboratif yang fleksibel. Negara-negara peserta secara aktif menyebarkan dan mengembangkan teknologi rendah karbon melalui berbagai sektor, seperti:
a. Energi terbarukan (matahari, angin, air)
b. Efisiensi energi di sektor industri
c. Pengelolaan limbah yang berkelanjutan
d. Transportasi ramah lingkungan

Dengan langkah ini, APPCDC tidak hanya memperkuat kolaborasi regional, tetapi juga mengurangi ketergantungan negara-negara berkembang terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, kemitraan ini ikut mempercepat adopsi inovasi ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur.

SDGs (Sustainable Development Goals)

kontribusi dunia atasi pemanasan global dengan SDGs

Pada tahun 2015, PBB bersama 193 negara anggota menyusun dan menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sebagai agenda global. Agenda ini mencakup 17 tujuan utama yang menyasar aspek pembangunan manusia, sosial, ekonomi, dan lingkungan secara terpadu.

Beberapa tujuan yang berkaitan langsung dengan isu pemanasan global antara lain:
a. Tujuan 7: Energi Bersih dan Terjangkau
b. Tujuan 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
c. Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
d. Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim

Melalui SDGs, negara-negara tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, melainkan juga memastikan bahwa pembangunan berjalan seimbang dengan pelestarian lingkungan. Selain itu, agenda ini secara aktif mengajak kaum muda, pelajar, dan komunitas lokal untuk terlibat dalam aksi-aksi konkret menjaga bumi dari dampak perubahan iklim.

Selain itu, pada link ini SDGs juga dapat meningkatkan pemahaman mengenai kontribusi dunia atasi pemanasan global. Akses materi lengkapnya di Ebook Fitri Akses Ebook Pelajaran Gratis.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top